Abstract

The obstacles to learning during the covid-19 pandemic were especially limited to fourth-grade Arabic learning at muhammadiyah elementary school. 11 randegan. This article aims to identify the process, the contributing factors and the retardential factors in the learning of arabic. 11-randegan class 4 student student at muhammadiyah elementary school. The methods used are descriptive qualitative methods using methods of observation, interview, and documentation. Efforts made that the process of applying blended learning to Arabic learning are three stages: the process of planning, implementation and evaluation. As for the supporting factors of teachers and technology, while the inhibitory factors of Internet connection, short time and lack of student motivation.

Pendahuluan

Virus covid-19 memberikan dampak pada aspek kehidupan di seluruh penjuru dunia. Semacam perekonomian, social, kesehatan serta keamanan, terutama pembelajaran. kegiatan belajar mengajar tatap muka yang menyebabkan berkumpulnya banyak siswa dan siswi di kelas dikaji kembali pelaksanaanya. Aktivitas belajar mengajar wajib lah dilaksanakan dengan skenario yang bisa menghindari terdapatnya kontak sosial secara raga antara siswa dengan guru ataupun siswa dengan siswa. Pemerintah membuat kebijakan dengan menyebarkan surat edaran. Surat edaran menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar di lakukan secara daring/ jarak jauh.[1]

Namun memasuki masa new normal tepatnya pada tahun Ajaran baru 2020/2021, pendidik mempersiapkan model pembelajaran baru agar pembelajaran efektif dan inovatif yakni dengan menerapkan model pembelajaran blended learning. Blended learning merupakan sistem pembelajaran yang memadukan pembelajaran tatap muka sekaligus pembelajaran online dan tentunya cara penyampaian, gaya serta cara mengajarnya berbeda.[2]

Blended learning berbeda dengan konsep lain seperti pendidikan berbasis web, pendidikan virtual, e-learning, pendidikan berbasis komputer, dan istilah lainnya. Blended Learning bukan hanya kombinasi dari lingkungan nyata dan virtual, tetapi fakta bahwa kombinasi didasarkan pada rencana dan pedoman tertentu dan harus dapat mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai di lingkungan fisik. Sebuah proses pembelajaran yang hanya menggunakan teknologi tidak bisa sepenuhnya berhasil. Hal ini dikarenakan siswa memiliki gaya belajar yang berbeda dan peran guru dalam kelancaran proses pembelajaran pada hakekatnya adalah siswa. Selain itu, guru tidak memiliki pedoman penting untuk menentukan sikap konseptual siswa. Kombinasi lingkungan nyata dan virtual mempertahankan motivasi untuk belajar dan meningkatkan lingkungan yang tepat sambil menyeimbangkan faktor-faktor seperti teknologi, waktu, tempat, peran, pedagogi, tujuan pendidikan, kemandirian, dan kemajuan siswa. Kemandirian, refleksi, interaksi, partisipasi, penilaian diri, partisipasi.[3]

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deksripif ialah macam riset yang digunakan untuk mendeksripsikan kejadian baik kejadian rekayasa manusia maupun alamiah. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji problematika yang teridentifikasi.[4] Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara itu, analisis data dilakukan dengan mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara, penerapan model blended learning bertujuan agar siswa memiliki pengalaman dan yang bermakna di masa pandemi COVID-19 saat ini serta mengembangkan bidang kognisi, emosi serta psikomotorik. Berama dengan itu, model blended learning ini merupakan salah satu model yang paling tepat dan digunakan peserta didik untuk menyerap materi pelajaran dengan sebaik mungkin dan berpartisipasi dalam pencegahan COVID 19. Proses penerapan Blended Learning pada pembelajaran Bahasa Arab selama Pandemi Covid-19 untuk kelas 4 di SD Muhammadiyah 11 Randegan

Pada pelaksanaan Pembelajaran Blended Learning pada Masa pandemi Covid-19 di SD Muhammadiyah 11 Randegan Tahun Akademik 2020/2021 dalam penerapannya memiliki tiga proses diantaranya perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Tahap Perencanaan

Perencanaan pembelajaran pada dasarnya sebuah bagian dari ilmu pendidikan serta pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dengan ilmu-ilmu pendidikan dan pembelajaran lainnya. Sebagian ahli pendidikan menggunakan istilah اعداد untuk menyebut rencana pembelajaran dalam arti lebih spesifik. Membuat perencanaan sebelum mengajar adalah salah satu langkah penting bagi keberhasilan pendidik dalam mengajar.[5] Dalam tahap perencanaan ini pendidik menyusun perangkat pembelajaran yag berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada penerapan blended learning terdapat beberapa tahapan perencanaan pembelajaran yang dilakukan yakni : 1) Menentukan aplikasi yang digunakan yang tentunya dapat dijangkau oleh para peserta didik. 2) Membuat grup whatsapp dari data nomor ponsel para peserta didik yang telah disetorkan kepada pihak sekolah. 3) Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pembelajaran. 4) Menetapkan materi yang digunakan di kelas offline dan juga materi yang digunakan di kelas online. 5) Merancang konten pembelajaran online, termasuk konten, video, dan foto untuk membantu siswa dalam belajar.

Kehadiran pandemi ini mempengaruhi kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Siswa tidak bebas belajar tatap muka seperti sebelum pandemi COVID 19. Pada titik ini, semua perhatian harus diberikan pada protokol kesehatan yang disarankan, seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan dengan sabun. Hal ini harus dilakukan setiap hari oleh warga sekolah untuk meminimalisir penularan virus COVID-19. Oleh karena itu, ini juga mempengaruhi pendidikan yang efektif, dengan siswa menghadiri kelas hanya di minggu ke-2 dan ke-4. Sedangkan pembelajaran online berlangsung pada minggu pertama dan ke-3.

Tahap Pelaksanaan

Model pembelajaran memerlukan langkah-langkah dan tahapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Model blended learning terdiri dari pendidikan online dan offline. Model pembelajaran blended learning memiliki tahapan atau sintaks dalam pelaksanaannya. Prosedur pembelajaran online pendidik saat ini mirip dengan prosedur pembelajaran pra-pandemi, termasuk rujukan, konten, dan kesimpulan.

Kegiatan pendahuluan meliputi salam dan pengisian absensi melalui daftar nama yang dibuat oleh pendidik. Kegiatan inti adalah pemberian materi dari bab مهنة dan sesi tanya jawab. Kegiatan akhir berisi kesimpulan dan penyampaian tugas individu. Proses belajar dimulai pada pukul 8 pagi WIB untuk belajar secara online ataupun offline. Untuk daring di laksanakan pada minggu pertama dan ketiga sedangkan luring dilaksanakan pada minggu ke-dua dan keempat.

Dalam pembelajaran online, guru mulai mengapresiasi melalui grup WhatsApp dengan terus mengirimkan materi pembelajaran dari مهنةdan mafrodat kepada siswa kelas 4 menggunakan video edukasi yang dibuat dari media gambar atau materi. Siswa kemudian diinstruksikan untuk melihat atau membaca materi yang diberikan. Jika guru mengirimkan tugas pada saat rapat, siswa juga dapat mengirimkan jawaban langsung dari grup WhatsApp. Untuk pelaksanaan pembelajaran online dengan zoom, melalui zoom ini pendidik hanya perlu memodifikasi materi yang telah diberikan sebelumnya yaitu hafalan dan kosakata siswa kelas 4 muroja'ah dan mahfuzdot.

Sedangkan untuk pembelajaran offline tetap berjalan seperti biasa pada minggu kedua dan keempat yang telah ditetapkan pihak sekolah, namun langkah awal yang dilakukan adalah pengecekan suhu tubuh dan pemberian hand sanitizer kepada siswa kelas IV yang ikut serta. Setelah itu, saat jam ditampilkan pukul 08.00 WIB. Pendidik belajar sesuai dengan materi yang telah disiapkan dalam RPP untuk memasuki kelas. Guru memberi salam, kemudian melanjutkan kebiasaan membaca doa dan bacaan pendek Al-Qur'an lalu guru mengisi absen kehadiran. Setelah kegiatan pembuka lanjut ke kegiatan ini yakni guru memberikan materi pelajaran yang telah disiapkan sesuai pada RPP dengan tema مهنة. Pembelajaran luring juga dilaksanakan dengan kunjung di rumah salah satu peserta didik yang dirasa memiliki lahan yang cukup luas karena pendidik mengusahakan untuk kegiatan belajar mengajar ini dilakukan di ruang yang terbuka. Pendidik membagi peserta didik kelas 4 menjadi dua kelompok agar tidak terlalu berkerumun dan tentunya mengelompokkan sesuai dengan dekatnya jarak rumah antar peserta didik tersebut.

Tahap Evaluasi

Dalam kegiatan pembelajaran, evaluasi diartikan sebagai proses yang sistematis dalam menentukan tingkat kemajuan seorang peserta didik. Penilaian pembelajaran sebagai penentuan apakah penampilan fisik siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.[6] Pada tahap penilaian ini, pendidik melakukan penilaian umum, meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta melakukan observasi secara online dan offline. Untuk penilaian pengetahuan ini, pendidik akan melakukan penilaian tertulis di kelas, saat kunjungan guru, atau offline oleh siswa kelas 4 untuk meminimalkan kecurangan siswa. Di sisi lain, penilaian sikap pendidik dalam pembelajaran online dan offline telah diamati. Sementara itu, mereka melakukan observasi melalui kegiatan langsung yang berlangsung selama pembelajaran offline untuk menilai keterampilan pendidik. Guru juga akan mengevaluasi melalui kinerja dan skor video, serta pertanyaan dari bab مهنة yang diisi oleh siswa kelas 4.

Faktor pendukung dan penghambat penerapan Blended Learning pada pembelajaran Bahasa Arab selama Pandemi COVID-19 untuk kelas 4 di SD Muhammadiyah 11 Randegan

Seiring berjalannya pembelajaran bahasa arab dengan model blended learning di masa new normal tepatnya pada semester ganjil 2020/2021 terdapat faktor pendukung yang mampu memberikan kemudahan bagi para peserta didik dalam memahami materi. Faktor pendukung yang memegang peranan paling penting adalah kualitas pendidik itu sendiri. Karena dialah yang mengatur proses pembelajaran, berhasil tidaknya model pembelajaran tergantung pada guru di masing-masing kelas.[7]

Pendidik juga berperan sebagai motivator, pelaksana, bahkan perancang dan perencana pembelajaran. Sebagai perencana, pendidik perlu memiliki pemahaman yang baik tentang kurikulum yang berlaku, karakteristik siswa, fasilitas, dan sumber daya yang tersedia sehingga semuanya dapat digunakan sebagai komponen dalam mengembangkan rencana dan desain pembelajaran yang ada.[8]

Adapun faktor pendukung lainnya yakni teknologi seperti hal nya menurut Sharpen et.al dalam Husamah (2013) bahwa memaksimalkan kemampuan berteknologi guna mendukung pembelajaran. Teknologi menjadi salah satu faktor pendukung penerapan model blended learning di masa pandemi COVID 19, karena kemajuan teknologi saat ini memungkinkan pendidik sebagai pengajar untuk menggunakan media yang ada dalam proses pengajarannya. Seperti halnya media grup WhatsApp, dapat dengan mudah mengirim foto dan video untuk mendukung proses belajar mengajar dan membuat pembelajaran menjadi efektif.[9]

Namun, ada beberapa kendala dalam menggunakan Blended Learning pada pembelajaran Bahasa Arab selama pandemi COVID 19 SD Muhammadiyah 11 Randegan kelas 4. diantaranya, waktu yang relatif singkat, koneksi/jaringan yang tidak stabil, atau kurangnya data internet dan motivasi belajar siswa yang kurang memadai. Masalah jaringan merupakan masalah utama yang mengganggu proses pembelajaran online. Kondisi jaringan di lingkungan guru baik. Hal ini tidak menjamin bahwa lingkungan peserta didik dalam kondisi jaringan yang baik.[10]

Waktu yang relatif singkat menjadi kendala tambahan bagi pendidik dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Selain itu, pendidik membutuhkan manajemen waktu yang cerdas untuk memenuhi kebutuhan sebanyak materi dengan tingkat kesulitan yang berbeda.

Lamanya pembelajaran online terutama pada pelajaran pagi hari membuat kebiasaan siswa yang sebelumnya dilatih menjadi kurang terlatih sehingga mengakibatkan kurang semangat dan motivasi belajar.

Simpulan

Penerapan pembelajaran blended learning pada pembelajaran Bahasa arab selama pandemi Covid-19 di SD Muhammadiyah 11 Randegan adalah memiliki tiga tahapan, Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Tahap perencanaan meliputi penentuan media pembelajaran menggunakan Whatsapp dan Zoom, pengumpulan data status siswa dan nomor telepon dengan membentuk grup Whatsapp, membuat RPP, menyiapkan materi, dan menentukan konten pembelajaran. Tahap pelaksanaan berupa kegiatan pendahuluan, inti, dan akhir. Tahap terakhir adalah evaluasi yang meliputi evaluasi pengetahuan dan evaluasi keterampilan. Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan blended learning pada pembelajaran Bahasa arab selama pandemic Covid-19 di SD Muhammadiyah 11 Randegan adalah faktor pendukung meliputi guru dan teknologi, Sedangkan faktor penghambat meliputi koneksi internet, waktu yang singkat dan kurangnya motivasi belajar siswa.

References

  1. D. R. Furi, “Strategi guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) selama masa pandemi covid-19 kelas IV di Min 10 bandar lampung,” skripsi, vol. 2507, no. 1, p. 4, 2020.
  2. hadion dkk, Blended learning suatu panduan. Sumatra barat: insan cendekia mandiri, 2020.
  3. E. Eriani, “Mitra Ash-Shibyan Blended Learning : Kombinasi Belajar Untuk Anak Usia Dini,” J. Pendidik. dan konseling, vol. 03, no. 01, pp. 11–21, 2020.
  4. J. W. Creswell, “Penelitian kualitatif & Desain riset,” p. 634, 2015.
  5. Munir, Perencanaan Sistem Pengajaran Bahasa Arab. Jakarta: Kencana, 2016.
  6. E. Ratna and A. Rusdiana, Evaluasi Pembelajaran. Pustaka Setia, 2014.
  7. A. Arlena, Z. M. Effendi, and R. Sofya, “Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Metodologi Penelitian Jurusan Pendidikan Ekonomi Fe Unp,” J. Ecogen, vol. 1, no. 1, p. 28, 2018, doi: 10.24036/jmpe.v1i1.5681.
  8. A. D. Ramadani, Sulthoni, and A. Wedi, “Implementasi Blended Learning Di Jurusan,” J. Kaji. Teknol. Pendidik., vol. 2, no. 1, pp. 62–67, 2019.
  9. A. Qotrunnada and N. Khasanah, “Blended Learning: Solusi Model Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid-19,” Islam. Elem. Educ., vol. 1, pp. 1–14, 2021.
  10. Y. R. Saputro, “IMPLEMENTSI MODEL BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 3 DOLOPO MADIUN,” 2021.