Abstract

Education in Islam is very important for human life. There are so many arguments in the Qur'an and hadith that explain the concept of education. Education is important and urgent because the current condition of society is only concerned with knowledge but must pay attention to moral development, morals, and behavior. That's all there is Islamic religious education. This study aims to find out about the implementation of Islamic education in the wider community. The sociological approach in understanding Islam is very important because there are so many religious teachings related to social problems. The research method used is library research. All data obtained and collected are then analyzed and presented from various journal articles that complement the data to provide conclusions. Then reviewed and presented the findings of the data objectively. This study indicates that Islamic religious education is needed by everyone first in social life in Indonesia, which in fact, there are many groups or ethnic groups in Indonesia. The study results show that Islamic religious education is very important in social life in Indonesia because Islamic religious education can make people behave well and follow the rules that exist in Islam.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Pendidikan inilah yang akan menentukan kualitas dari masyarakat tersebut. Maka tidak heran jika para pendiri bangsa Indonesia menginginkan pendidikan yang layak bagi rakyat Indonesia. Suatu hal yang sangat didambakan bagi pendahulu-pendahulu kita untuk menciptakan sistem pendidikan dan pengajaran yang baik di Indonesia. Itu merupakan sebuah bentuk usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kita bisa melihat cita-cita itu dengan jelas disebukan dalam Undang-Undang dasar (UUD) 1945 BAB XIII tentang pendidikan , pasal 31 ayat 2 yang berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarkan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang”[1]. Keinginan kuat untuk menciptakan sistem pendidikan yang baim di Indonesia. Gagasan pendidikan nasional bukan semata-mata anti-tesa yang dicetuskan oleh pendahulu kita karena munculnya sekolah-sekolah kolonialisme di Indonesia waktu itu. Tetapi ide sistem pendidikan nasional itu merupakan sebuah pondasi dan lompatan jauh yang dapat merubah wajah dan jati diri Indonesia dalam membingkai kehidupan bangsa dan negara kesatuan replubik Indonesia. Tentunya itu semua tidak bisa dilakukan dengan mudah seperti membalikkan kedua tagan kita. Semua itu butuh perjuangan yang sangat hebat karena para pendiri bangsa ini harus menghadapi kolonial Belanda yang ketika itu banyak membangun sekolah-sekolah kolonialisme di Indonesia. Diharapkan dengan adanya sistem pendidikan nasional yang baik, maka proses integrasi nasional semua suku, etnis dan agama yang berbeda-beda di Indonesia dengan banyak pulau dapat dengan mudah dilakukan. Kemudian baru tahun 1950 pendidikan Agama di Indonesia dapat berjalan dengan dinamis.[2]

Demikianlah permasalahan dan dinamika pendidikan agama Islam dan keagamaan di Indonesia yang sejalan dengan permasalahan poltik dan ideologi. Tentunya bagi masing-masing agama menganggap perlu untuk mempertahankan agamanya dalam aspek dunia pendidikan. Maka dengan itu, pembahasan ini memberikan upaya untuk menganalisis kebijakan pemerintah terhadap pendidikan agama dan keagamaan, serta bagaimana dampaknya terhadap pendidikan Islam. Tetapi saat ini Indonesia tercatat sebagai negara yang sedang mengalami penurunan. Ini terjadi karena Indonesia sering menempatkan Pendidikan dalam urutan terakhir pada bidang yang harus diperbaiki. bahkan terkadang tanpa kita sadari bahwasannya pendidikan merupakan kunci utama dalam upaya membangkitkan Indoneisa yang tengah terpuruk[3]. Pendidikan sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, memberikan perhatian serius terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia. Pendidikan sebagai sebuah proses akan melahirkan banyak manfaat dan hikmah besar bagi keberlangsungan hidup manusia.[4]. Proses Pendidikan merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan guru untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan kepada peserta didik untuk menumbuhkan dan mengembangkan fitrah serta potensi peserta didik guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan dalam segala aspek kehidupan. Karena terjadi interaksi dalam proses kegiatan Pendidikan maka sangat diperlukan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan kegiatan Pendidikan agama Islam. Tetapi semua tanggung jawab pendidikan dilimpahkan kepada guru yang mengajar disekolah. Karena sejatinya Pendidikan tidak bisa dipishkan dari kehidupan keluarga.

Bagaimana Pendidikan pertama yang diterima oleh seorang anak tentunya berasal dari keluarganya. Madrasah atau pendidikan awal berasal dari keluarga sehingga menjadikan keluarga merupakan pondasi yang besar untuk membentuk karakter generasi Islam dalam mengarungi perubahan zaman. Ini merupakan usaha dari orantua atau generasi tua dalam mempersiapkan generasi penerus agar dapat hidup dengan mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Selain Pendidikan di keluarga dan sekolah, ada juga Pendidikan yang tidak kalah penting, yaitu Pendidikan di masyarakat. Agar kehidupan dimasyarakat dapat berjalan dengan damai dan aman diperlukan suatu hal yang dapat menyatukan pemikiran dan tingkah laku tiap individu di masyarakat. Itu semua dapat dicapai dengan pemberian Pendidikan agama yang benar sehingga dapat menjadi rambu-rambu dalam bertingkah laku di masyarakat.Sehingga tujuan dari penerapan pendidikan agama islam dalam masyarakat memiliki keinginan yang tinggi yakni menjadikan masyarakat yang sholeh dan agamis yang memimpikan kebahagian baik di dunia maupun di akhirat. Dengan harapan memeberikan kekayaan di dunia dan mendapatkan surga di kehidupan akhirat. Bentuk penerapan pendidikan Islam dalam masyarakat diantaranya membiasakan saling tolong-menolong di masyarakat atau saling toleransi antar individu, golongan atau kelompok dimasyarakat, membina hubungan baik di masyarakat pada kalangan muslim maupun non muslim, memberi sumbangsih yang besar dan bantuan tenaga dan fikiran dalam perkembangan masyarakat pada umumnya dan mengukuhkan serta menguatkan identitas budaya terlebih budaya Islam pada umumnya

Budaya barat/ westernisasi sudah mempengarui budaya dan kebiasaan para pemuda islam yang ada di Indonesia, melalui gaya hidup dan pola prilaku yang sudah meniru ke budaya barat. jangan sampai dengan semakin banyaknya budaya barat atau luar yang masuk ke masyarakat Indonesia sehingga dapat merubah perilaku atau akhlak bangsa Indonesia. Pendidikan agama Islam inilah yang akan menjadi benteng atau pelindung akhlak generasi muda dikemudian hari. Sehingga generasi muda tidak kehilangan jati diri dan masih dapat berjalan sesuai dengan rule atau akhlak yang ada di Indonesia. Kita semua bisa melihat bagaimana generasi muda saat ini sudah banyak yang mengikuti life style atau gaya hidup orang barat padahal didalam agama Islam kita dilarang mengikuti kebisaan kaum atau golongan lain yang tidak sejalan dengan aturan Islam. Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk darinya”. (HR. Abu Daud no. 3512 dari Ibnu Umar -radhiallahu anhuma- dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka (Library Research), yakni dengan cara mengumpulkan data dari bermacam-macam sumber literatur dengan cara meliputi buku-buku, jurnal, prosiding seminar nasional, dan artikel-artikel ilmiah yang berhubungan dengan penelitian dalam perspektif pendekatan sosiologis.[5] Kemudian, mereview dan menganalisis serta mengkaji teori-teori yang berkaitan. Penulis menyajikan hasil temuan data secara objektif dan sistematis melalui teknik analisis deskriptif data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis isi (Content Analysis). Analisis ini digunakan untuk mendapatkan inferensi yang valid dan dapat diteliti ulang berdasarkan konteksnya [6]

Hasil dan Pembahasan

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain untuk membuat aktivitas masyarakat. Yang selalu berkelompok dan Saling membutuhkan satu dengan yang lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan sosiologi adalah suatu pandangan atau paradigma yang digunakan untuk menggambarkan tentang keadaan interaksi masyarakat disetiap lapisan. Salah satu bentuk interaksi yang dilakukan oleh manusia adalah dalam aspek Pendidikan. Bagaimana seorang guru atau pendidik harus berinteraksi langsung dengan peserta didik untuk menyampaikan ilmunya. Sementara pendidikan sendiri memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia. Dikarenakan begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, maka Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, memberikan perhatian yang sangat serius terhadap perkembangan pendidikan terutama Pendidikan agama Islam bagi kelangsungan hidup manusia. Pendidikan sebagai sebuah proses akan melahirkan banyak manfaat dan hikmah besar bagi keberlangsungan hidup manusia [7]

Disetiap interaksi dalam Pendidikan harus menggunakan Bahasa yang baik terutama dalam Pendidikan agama Islam harus disampaikan dengan Bahasa yang baik dan lugas sehingga peserta didik dapat mengerti apa yang disampaikan oleh pendidik atau guru. Karena Bahasa merupakan alat komunikasi dalam proses pendidikan Islam, pemilihan diksi yang tepat dalam berkomunikasi sangat menetukan keberhasilan siapapun yang melaksanakan proses pembelajaran dan pendidikan.[8].

Didalam Pendidikan agama Islam, Ilmu sosial dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam belajar, memahami ajaran agama Islam. Hal ini dikarenakan banyak sekali aspek dalam pembelajaran agama Islam dapat ditelaah atau dipahami dengan melakukan pendekatan, salah satunya dengan mejaga hubungan sosial antar masyarakat. Besarnya perhatian agama terhadap masalah sosial ini selanjutnya mendorong kaum agama memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya. Karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan sosial yang disebar atau didakwahkan kepada masyarakat luas tidak untuk perorangan atau kelompok saja. Dalam Al qur’an dan hadist kita dapat menjumpai banyak ayat-ayat yang menjelaskan hubungan antara manusia dengan manusia yang lain dengan tujuan untuk Pendidikan atau menuntuk ilmu.

Beberapa landasan ideal Pendidikan Agama Islam antara lain;

  1. Al Quran Surat Al ‘Alaq Ayat 1 sampai 5 yang berbunyi “Bacalah dengan meyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Mulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.
  2. Al Quran Surat AL Mujadallah: 11: yang berbunyi “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
  3. H. R. Buchori Muslim: “Belajarlah, semenjak dari buaian hingga ke liang lahat”
  4. H.R. Buchori Muslim: “Setiap anak yang dilahirkan itu suci (fitrah), orangtuanyalah yang akan menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani dan Majusi“.
  5. H..R. Buchori Muslim : “Apabila meninggal seorang anak Adam, maka putuslah amalnya kecuali dalam 3 hal, yaitu : shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doanya anak yang sholeh”.
  6. .R. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah : “Barang siapa mempunyai tiga orang anak perempuan, kemudian ia memberikan pendidikan dengan baik kepada mereka dan menikahkan mereka serta memberikan kasih sayang kepada mereka, niscaya Allah memasukkan dia ke surga”.

Dalam bahasa Arab terdapat tiga kata yang menunjukan arti pendidikan yaitu tarbiyah, ta‟lim dan ta‟dib. Menurut mu‟jam Bahasa Arab kata al-Tarbiyah memiliki tiga kebahasaan, yaitu: (1) Rabba yarbu tarbiyah yang memiliki arti tambah (zad) dan berkembang (nama) artinya pendidikan merupakan proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual. (2) Rabba yurbi tarbiyah yang memiliki arti tumbuh (nasya‟a) dan menjadi besar atau dewasa (tarara‟a) artinyapendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual.[9]. Pendidikan merupakan upaya perlindungan terhadap pengaruh dari luar serta merupakan bantuan untuk membentuk pendewasaan terhadap seorang anak agar menjadikan anak yang mampu bertahan dalanm mengarungi hidup serta melaksanakan tugas dalam hidup anak tersebut. Pengaruh yang diberikan oleh orangtua masyarakan dan orang sekitar terhadap anak yang membutukan tumbuh dan berkembang sehingga menjadi anak yang dewasa dan mampu bersiri sendiri. Pendidikan digunakan untuk menuntun anak-anak sehingga bisa mendapatkan ilmu sebagai bekal untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingiinya.dengan mendaat banyak pelajaran yang telah di dapat memberikan kesan yang kuat terhadap pendidikan yang diberikan kepada anak sehingga menjadikan anak mampu bertahan dalam perkembangan zaman.

Berdasarkan pengertian pendidikkan yang sudah disebutkan diatas ada dan akan diberikan contoh beberapa ciri-ciri atau unsur umum pendidikan yang dapat diberikan penjelaskan sebagai berikut :

  1. Pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan individu-individu sehingga bermanfaat untuk dirinya sendiri atau bangsa dan negara.
  2. Untuk mencapai tujuan dari Pendidikan maka dibutuhkan rencana yang terstruktur dan teratur sehingga dalam memilih materi tercover dengan baik dan benar ,memberikan strategi dalam kegiatan dan memberikan penilaian pada output belajar yang benar.
  3. Kegiatan Pendidikan dapat dilakukan didalam lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah baik Pendidikan formal, Pendidikan informal dan Pendidikan nonformal.

Melalui Pendidikan agama Islam yang diberikan sejak usai dini diharapkan generasi muda dapat dengan mudah memahami dan mempelajarai makna-makna yang terkandung dalam ajaran agama Islam dan yang terkandung didalam al qur’an juga. Adapun pendekatan dalam dunia Pendidikan terdiri dari; pendekatan individu, pedekatan social, dan pendekatan interaksi. Dalam pendidikan, sebagaimana ekonomi dan politik, rasionalitas yang menekankan kepentingan pribadi adalah sesuatu yang wajar. Di lain pihak, kegiatan pendidikan tidak hanya bergantung pada individu-individu yang rasional, tetapi juga ada tujuan bersama yang harus dilakukan meski kadang mengorbankan kepentingan individu atau kelompok. [10]

Didalam Islam Pendidikan memiliki unsur kedudukan yang sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya penyebutan konsep pendidikan yang tercantum pada ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits yang disebutkan berulang kali.bahkan kita sebagai umat muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu tidak hanya selama 9 tahun seperti yang diwajibkan oleh pemerintah. Tetapi konsep Islam mengajarkan kepada kita bahwa belajar bisa dilakukan sampai kapanpun. Bahkan kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk menuntuk ilmu sampai kita mati. Hadits Riwayat. Buchori dan Muslim yang menjelaskan untuk memerintahkan manusia untuk: “Belajarlah, semenjak dari buaian hingga ke liang lahat”. Disini manusia diperintahkan untuk selalu menuntut ilmu dan tidak henti-hentinya untuk menimba ilmu dan belajar mencari ilmu pendidikan sedini mungkin hingga dating kematian. Dan yang tidak kalah penting adalah tindak lanjut dari Pendidikan itu sendiri. Apakah sudah cukup ilmu-illmu Islam hanya disampaikan saja kepada generasi muda?. Tentu saja tidak, harus ada pengawasan dan pembinaan dalam mengaplikasikan ilmu agama yang sudah diberikan atau disampaikan. Karena ilmu agama harus dipraktekkan tidak cukup hanya dimengerti saja. Didalam Islam diibaratkan seperti pohon yang tidak berbuah. Menurut penjelasan yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan tidak hanya hanya diberikan dalam benyuki ilmu pengetahuan umum dan pengetahuan yang dilakukan di sekolah-sekolah tapi juga memberikan pendidikan Akhlaq dan prilaku yang bisa membentuk karakter diri peserta didik.sehingga dalam kehidupan meretekat memeiliki keteraturan nilai-nilai dan etika prilaku yang sesuai denga napa yang diajarakan ndalam pendidikian islam dan memeberikan pengetahuan tentang norma-norma dalam kehidupan masyarakat. Setiap individu harus dapat menunjukkan keIslamannya meskipun kita ketahui bahwa setiap individu memiliki sifat dan karakter berbeda-beda. Dalam sosiologi, individu digunakan untuk menunjuk orang-orang atau manusia perorangan, yang berarti satu manusia bukan kelompok manusia. Individu dibatasi oleh diri sendiri dan tidak terbagi. Dalam ilmu biologi individu dianggap satu sel satu atom, dan kumpulan dari sel-sel itu merupakan struktur, merupakan suatu organisasi ialah organisme[9]. Pada intinya, individu adalah manusia yang tidak hanya memiliki peranan khusus dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, sifat serta pola tingkah laku spesifik dari dalam dirinya. Karena manusia memiliki tiga aspek dalam dirinya; aspek rohani, aspek jasmani dan aspek sosial kebersamaan. Sifat individu yang khas dari tiap manusia ini sering muncul dalam kegiatan pendidikan Agama, Sehingga bisa diketahui cara pembelajaran Pendidikan Agama yang sesuai dengan sifat individu peserta didik. Karena perbedaan karakter inilah Pendidikan agama Islam harus diajarkan kepada generasi selanjutnya mulai sedini mungkin agar dapat mewarnai kepribadiannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

Pendidikan yang tidak diberikan kepada anak sejak usia balita akan berakibat pada perkembangan kehidupan anak, maka yang akan terjadi pada perkembangan anak adalah anak tidak mempunyai unsur agama dalam kehidupannya serta akan memiliki kepribadian yang tidak sesuai dengan agama dan akan memberikan kesusahan kelak saat dewas aterhadap orang tua dan masyarakat. Anaka akan menuruti keinginan dan doraongan yang berdasrkan nafsu dan keinginan secara lepas dan nbrutal sehingga mengakibatkan anak tersebut saat dewasa berprilaku semaunya tanpa takut akan kesalahan dari apa yang dilakukan. Mereka akan melakukan pernuatan perbuatan yang tidak diajarkan dalam agama serat akan memberikan kesalahann dan memberikan permasalahan pada waraga masayarakat pada umumnya. Mengingat pentingnya pendidikan agama bagi manusia, maka pendidikan agama harus sudah diperkenalkan dalam lingkungan keluarga dan berlanjut ke lingkungan masyarakat yang terdiri dari sekolah dan masyarakat umum.

Keluarga merupakan pendidkan yang utama maka dari itu pendidikan Islam dalam keluarga memiliki kedudukan yang tinggi dalam membentuk karakter dan kebiasaan anggota keluarga. Allah SWT Di dalam Al Qur’an, surat AtTahrim: 6 berfirman :“Hai orang-orang yang beriman, Lindungilah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. Disini dijelaskan Allah SWT memberi peringatkan kepada manusia untuk memberikan perlindungan diri dan keluargnya dari siksa api neraka. Disini juga tersirat bahwa anak adalah amanat yang dititipkan Allah SWT kepada orang kedua orang tuanya.[11] Amanat wajib dipertanggung jawabkan. Secara umum, inti tanggung jawab itu ialah memberikan penyelenggaraan pendidikan Islam bagi anak-anak dalam keluarga yang sesuai denga napa yang diajarkan dalam islam. Memberikan ilmu-ilmu agama yang dapat menjadi bekal anak-anaknya. Salah satunya dengan memilihkan sekolah yang tepat bagi putra putri nya. Jangan sampai salah dalam memilih tempat belajar putra putri kita, karena disanalah mereka akan mendapatkan ilmu sebagai bekal hidup mereka. Yang perlu dingat bahwa Pendidikan atau sekolah pertama seorang anak adalah didalam keluarga itu sendiri. Ayah sebagai kepala sekolah dan ibu sebagai gurunya. Mau dibentuk menjadi karakter seperti apa putra putri kita ini tergantung dari bagaimana orangtua mendidik didalam rumahnya. Keluarga merupakan salah asyu ikatan yang terdiri dari ayah nibu dan anak yang memberikan ikatan yang disatukan dalam pernikahan oleh kedua orang tua. Pembentungan rumah tanga yang Sakinah mawadah warahma akan memberikan ikatan nyang sesuai dan dalam keharmonisan yang sesuai dengan keinginan setiap keluaga.[12] Dalam mkeluarga apa yang diharapkan dan dapat membentuk ikatan yang bagus dapatmembentuk komunikasi yang sesuai denganj Keluarga sendiri adalah sekelompok orang yang disatukan oleh ikatan pernikahan yang hidup bersama dalam satu rumah dan membentuk suatu rumah tangga yang merupakan satu kesatuan dan saling berinteraksi dan berkomunikasi mempertahankan kebudayaan bersama yang berasal dari lingkungan sekitar atau menciptakan kebudayaan sendiri.

Penerapan pendidikan dalam kebudayaan Islam akan bisa hanya bisa terlaksana dalam rumah tangga yang memiliki ciri Islami. Rumah tangga Islami memiliki karakter sebagai berikut:

  1. Didalamnya berdasarkan adab-adab islam yang diajarkan nabi Muhammad SAW.
  2. Berdiri atas dasar ibadah berpisah dan berkumpul hanya karena Allah SWT. Memberikan nasihat apabila ada salah satu keluarga yang salah dan selalu menyampaikan kebenaran dan keindahan mencegah apa apa yang berhubungan dengan kemungkaran dan mengajak anggota keluarga dalam kemakrufan.
  3. Menjadi keluarga yang Sakinah mawaddah wa rahma.
  4. Dapat menjadi teladan dan dambaan masyarakat dan ummat, tinggal dalam kesejukan iman dan kekayaan ruhani.

Pelaksanaan Pendidikan agama di masyarakat bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sholeh dan sholehah. Masyarakat yang sholeh adalah masyarakat yang memiliki kepercyaan atau keimanan kepada Allah sehingga menjadikan masyarakat yang bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama Islam. Adapun tujuan Pendidikan Islam dimasyarakat adalah sebagai berikut;

  1. Membuat masyrakat memiliki hubungan sosial yang baik karena dalam Islam “sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara
  2. Menyatukan pemikiran dan sikap di masyarakat luas agar tercipta kedamaian dan keharmonisan di masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang berkelompok menjadi satu. Secara pribadi manusia memang sebagai manusia individu, tapi pada kenyataannya, manusia sejak lahir adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan manusai dan butuh bantuan orang lain untuk bertahan hidup. Ini menunjukkan manusia harus hidup bermasyarakat dan saling berketergantungan. Dan terkdang sifat individu tenggelam dengan sifat-sifat sosial disekelilingnya. Didalam proses Pendidikan agama tentunya butuh bantuan dan interaksi dengan orang lain, kita tidak bisa hidup sendiri[13].

Tetapi sekarang kita bisa melihat bagaimana masyarakat kita sudah banyak yang meninggalkan ajaran atau tata krama dalam masyarakat mereka sering sekali terpancing emosi hanya karena masalah sepele. Ini menunjukkan jika Pendidikan agama di masyarakat saat ini sangatlah kurang. Inilah pentingnya pendidikan dimasyarakat agar dapat menjadi pembatas atau rule dalam masyarakat luas. Selain Pendidikan dimasyarakat yang sangat dibutuhkan, Pendidikan disekolah juga sangat penting sekali. Bagaimana Pendidikan dimasyarakat dan disekolah tidak bisa dipisahkan begitu saja. Karena jika seorang anak sudah mendapatkan[14] Pendidikan agama di sekolah kemudian keadaan masyarakat yang tidak mendukung dengan pertumbuhan anak tersebut tentunya ini juga akan memberikan dampak yang kurang baik bagi anak tersebut. Baik Pendidikan dimasyarakat atau dsekolah ada interaksi yang terjadi sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan generasi muda. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih, individu manusia dimana kalakuan individu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu lainnya atau sebaliknya. Seperti interaksi di sekolah yang tentunya ini adalah bentuk interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Dimana pendidik berusaha untuk menyalurkan ilmunya sehingga dapat mempengaruhi pribadi, sifat atau kelakuan individu dari tiap peserta didiknya. Serta diharapkan dengan berinteraksi dengan pendidik yang memberikan ilmu agama dapat merubah karakter peserta didik menjadi lebih baik. Adapun karakter mengandung pengertian yang lebih luas, yang mencakup pengertian sikap, sifat-sifat dan temperamen. Karakter merupakan struktur batin manusia yang tampak pada tindakan tertentu dan bersifat tetap, baik tindakan itu baik maupun buruk, serta merupakan ciri khas dari pribadi orang yang bersangkutan.[15].

Simpulan

Pendidikan agama Islam adalah suatu yang sangat penting baik kehidupan bersyarakat di Indonesia karena dengan Pendidikan agama Islam dapat menjadikan masyarakat berperilaku baik dan sesuai dengan aturan yang ada dalam Islam Sehingga dengan adanya Pendidikan Agama dapat mempermudah dalam memahami, mempelajari ajaran agama baik yang berasal dari Al qur’an atau yang lainnya. Pentingnya Pendidikan agama Islam dimasyarakat Indonesia karena dapat berpengaruh terhadap generasi penerus bangsa.

References

  1. Ahmad Fauzi. (2004). 02 Membangun Epistemologi Pendidikan Islam. 155–167. Ali, M. (2016). Kontribusi Sosiologi dalam Pengembangan Pendidikan Islam. In Suhuf (Vol. 28, Issue 1, pp. 1–12).
  2. Anshori, I. (2017a). Penguatan Pendidikan Karakter di Madrasah. Halaqa: Islamic Education Journal, 1(2), 63–74. https://doi.org/10.21070/halaqa.v1i2.1243
  3. Anshori, I. (2017b). Perilaku Memilih Lembaga Pendidikan: Prespektif Teori Rational Choice dan Bounded Rational. Proceeding Conference FKIP Umsida, 136–160.
  4. Anshori, I. (2019). Analisis Kritis Terhadap Anatomi Teori Strukturalisme Claude Levi-Strauss (Larangan Incest dalam Sistem Pernikahan dan Kekerabatan, serta Relevansinya dengan Pendidikan Islam). Halaqa: Islamic Education Journal, 3(1), 1–6. https://doi.org/10.21070/halaqa.v3i1.2127
  5. Darlis, A. (2018). ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN (Melacak Dampaknya Terhadap Pendidikan Islam). Jurnal Tarbiyah, 25(2). https://doi.org/10.30829/tar.v25i2.320
  6. F, & Anggraini, ina S. (2019). Pengembangan Pendidikan Agama Islam dalam Masyarakat Multikultural. Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 4(2), 63–75.
  7. Kadi, T., & Awwaliyah, R. (2017). Inovasi Pendidikan : Upaya Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Islam Nusantara, 1(2), 144–155. https://doi.org/10.33852/jurnalin.v1i2.32
  8. Mirzaqon, A. T., & Purwoko, B. (2017). Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan Praktik Konseling Expressive Writing Library. Jurnal BK UNESA, 4(1), 1–8.
  9. Nasehudin. (2014). Analisis Kehidupan Masyarakat Melalui Pendekatan Sosiologi Pendidikan. Edueksos, III(2), 77–94.