Islamic Elementary Education
DOI: 10.21070/adabiyah.v5i0.1678

The Effect of Problem Based Learning Based on Hybrid Learning on Problem Solving in Mathematics Subjects at Islamic School


Pengaruh Problem Based Learning Berbasis Hybrid Learning terhadap Pemecahan Masalah pada Mata Pelajaran Matematika di Sekolah Islam

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Problem Solving Hybrid Learning Problem Based Learning

Abstract

The purpose of this study is to analyze the effect and how much influence PBL (Problem Based Learning) based on hybrid learning has on solving mathematical problems at MI Al-Islam Plumpang.

        The research method used is quantitative research. Quantitative research is a research method that tests certain theories by examining the relationship between variables which are usually measured by research instruments so that they can produce data in the form of numbers (Creswell, 2012:5). In addition, data collection techniques using questionnaires (questionnaires), tests, and documentation. While the data analysis used is the normality test, validity test, reliability test, and T test (partial).

                Based on the data obtained from the results of the validation test, reliability test, and normality test, and the t-test, it can be concluded that the significance value of the experimental group is 0.531. So that 0.531 > 0.05, the problem-based learning model based on hybrid learning on problem solving in mathematics has a significant effect on students' understanding of mathematics in class 4 MI AL-Islam.

Pendahuluan

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan dasar dari proses pendidikan lanjutan Formal. Untuk itu, pendidikan di sekolah dasar memerlukan respon terhadap peningkatan mutu dengan perkembangan ilmu Teknologi`. Peningkatan kualitas yang salah satunya dilakukan dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Peningkatan kualitas Guru Pembelajaran inovatif dengan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran [1].

Semakin berkembangnya teknologi modern menyebabkan adanya beragam perubahan muncul dalam beragam jejak kehidupan. Perkembangan juga telah merambah dunia pendidikan. Dengan hal ini, maka teknik instruksional harus mampu dijalankan sesuai dengan ketentuan yang penting bagi peningkatan ilmu pengetahuan.

Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yaitu suatu model pembelajaran dengan memberikan suatu masalah di dunia nyata. Model pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk memecahkan masalah dengan pengetahuan yang mereka miliki dan memunculkan pengetahuan yang baru. Problem based Learning (PBL) merupakan suatu proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi sampai masalah tersebut selesai [2].

Metode pembelajaran PBL dapat dilakukan secara hybrid learning atau dapat dilakukan secara offline (tatap muka) dan online (dalam jaringan). Meskipun proses pembelajarannya dilakukan secara hybrid learning tetapi langkah-langkah, tahapan dan hasil pembelajarannya sama atau tidak ada perbedaan. selain itu metode PBL berbasis hybrid learning ini dapat dilakukan pada semua mata pelajaran, salah satunya yaitu pada mata pelajaran matematika [3].

Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna untuk mencapai suatu tujuan yang belum dicapai. Pemecahan masalah merupakan suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat. Kemampuan pemecahan masalah menjadi hal yang sangat penting untuk dipelajari peserta didik. Pemecahan masalah diakui oleh Andreson sebagai keterampilan hidup yang penting dan melibatkan berbagai proses, termasuk menganalisi, menafsirkan, dan mengevaluasi. Dalam menyelesaikan masalah peserta didik diharapkan untuk memahami proses menyelesaikan masalah dan menjadi terampil dalam menyelesaikan masalah. Maka dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah adalah usaha untuk mencari solusi penyelesaian dari suatu masalah atau siuati yang dihadapi sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan [4].

Berdasarkan kondisi yang sudah diuraikan tersebut, maka muncul ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih lanjut tentang “Pengaruh PBL (Problem Based learning) Berbasis Hybrid Learning Terhadap Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Matematika di MI Al-Islam” yang bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh PBL (Problem Based learning) Berbasis Hybrid Learning Terhadap Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Matematika di MI Al-Islam.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam studi penelitian ini adalah metode kuantitatif [5]. Lokasi penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV MI Al-Islam Plumpang, Balongbendo, Kab. Sidoarjo.

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah siswa kelas IV MI Al-Islam yang sebanyak 15 responden. Instrumen pada penlitian ini yaitu dengan menggunakan angket, pre-test dan post-test [6].

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap,pendapat dan presepsi indiividu [7], tingkat persetujuan dari skala likert ini terdiri dari pilihan beberapa skala yang setiap instrument diberi skor yaitu : Sangat Setuju (5), setuju (4), ragu –ragu (3), Tidak Setuju (2) dan Sangat Tidak Setuju(1). Sumber data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakana data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dengan menggunakan kuisioner yang merupakan data mentah yang belum diolah dan dikumpulkan secara khusus. Teknik analis data yang digunakan yaitu dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji regresi linear sederhana, dan uji T-test [7].

Hasil dan Pembahasan

Uji Validitas

Uji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa valid suatu instrumen dalam mengukur suatu variabel [8]. Dalam penelitian ini menggunakan angket yang didalamnya terdapat beberapa intrumen dan akan diukur kepada siswa di MI Al-Islam Plumpang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, telah didapat data angket sebagai berikut:

Tabel 4.1

Nama Siswa P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah
RFD 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 45
AAR 5 4 5 4 3 4 5 3 4 5 42
AB 5 5 5 4 5 3 4 5 4 5 45
NF 4 5 5 4 5 4 5 4 4 5 45
KF 5 4 3 3 4 5 4 5 4 3 40
APG 5 4 5 3 5 5 3 3 4 5 42
LFHS 5 4 3 2 1 2 3 4 5 4 33
WH 5 5 4 3 5 4 2 3 4 5 40
ANF 5 1 4 3 4 2 5 5 4 1 34
NT 5 5 4 3 4 5 3 2 4 1 36
DNNA 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 45
SP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
DNJ 5 4 3 4 4 3 2 2 3 5 35
MT 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 47
ANZ 2 2 3 3 3 2 2 3 1 3 24
Table 1.Uji Validitas

Berdasarkan hasil uji validitas diatas dapat dilihat pada tabel correlation kita diperlihatkan beberapa hasil diantaranya, dikolom pertama dari kiri ada kata pearson correlation yang berarti R hitung, kemudian sig (2 Tailed) yang berarti signifikan pada dua angka desimal, dan N adalah jumlah sampel.

Dari hasil uji validitas diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa pertanyaan yang valid dan ada juga yang tidak valid. Contohnya saja pada pertanyaan pertama (P1) nilai Pearson Correlationnya adalah 0,564 dan Sig (2 Tailed) adalah 0,29 dengan nilai N (sampel) 15. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil validitas dari pertanyaan pertama (P1) tidak valid, karena nilai Signifikasinya 0,29 > 0,05.

Selain itu pada pertanyaan kedua (P2) nilai Pearson Correlationnya adalah 0,701, dan nilai Sig 0,04 dengan nilai N (sampel) 15. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil validitas dari pertanyaan kedua (P2) valid, karena nilai Signifikasinya 0,04 < 0,05.

Dari hasil uji validitas diatas terdapat 6 pertanyaan yang valid dan 4 pertanyaan yang tidak valid.

Uji Realibilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran suatu kestabilan dan konsistensial responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk angket [9]. Dalam penelitian ini menggunakan angket yang didalamnya terdapat beberapa instrumen dan akan diukur kepada siswa di MI Al-Islam.

Berdasarkan hasil angket yang didapat oleh peneliti telah dianalisis menggunakan IBM SPSS dengan hasil sebagai berikut.

Cronbach's Alpha N of Items
,819 10
Table 2. Reliability Statistics

Dalam tabel Uji Reliabilitas Alpha Crronbach’s SPSS terlihat hasil yang statistik. Untuk menentukan setiap item pertanyaan dikatakan valid atau tidak, dapat dilihat pada hasil nilai Cronbach’s Alph. Apabila nilainya lebih dari 0,60 maka bisa dikatakan semua item tersebut konsisten atau reliabel. .

Berdasarkan hasil Uji Reliabilitas Alpha Crronbach’s SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,819 yang berarti nilai 0,819 > 0,60, maka dapat disimpulakan bahwa setiap item pertanyaan (kuisioner) tersebut konsisten atau reliabel

Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji data dengan kenormalan distribusi. Tujuan dari uji normalitas yaitu untuk mengetahui data yang diuji valid atau tidak, dengan menggunakan bantuan uji statistic [9]. Data yang dihitung pada Uji Normalitas merupakan hasil dari pretest dan posttest. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, kemudian dilakukan analisis menggunakan IBM SPSS 25 didapat hasil sebagai berikut.

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Nilai Pretest .144 15 .200* .943 15 .423
Nilai Posttest .166 15 .200* .956 15 .631
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Table 3.Tests of Normality

Hasil dari uji normalitas diatas, dapat dilihat melalui table sig pada kolom Shapiro-Wilk dengan penjelasan sebagai berikut.

  1. Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
  2. Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05 maka data tersebut berdistribusi tidak normal.

Berdasarkan table uji normalitas diatas menunjukkan nilai pre-test dan post-test signifikasi sebesar 0,423 dan 0,631. Sehingga 0,423 dan 0,631 > 0,05 dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem based learning berbasis hybrid learning terhadap pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika berpengaruh signifikan terhadap pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas 4 MI AL-Islam.

Analisis Uji Regresi Linear Sederhana

Berdasarkan nilai pretest dan posttest yang diperoleh, peneliti kemudian melakukan analisis data menggunakan Uji Regresi Linear sederhana [10]. Peneliti melakukan Uji Regresi Linear sederhana dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak.

ANOVA a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 872.727 1 872.727 52.218 .000b
Residual 217.273 13 16.713
Total 1090.000 14
Table 4.ANOVA a

Berdasarkan rumus persamaan regresi linear sederhana adalah Y= a + bX, dalam regresi linear, besaran dan arah pengaruh setiap variable bebas terdapat pada nilai B (Beta). Sementara untuk mengetahui nilai B (Beta) dapat dilihat pada output yang berada pada tabel coefficients berikut :

Coefficients a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 39.727 6.626 5.995 .000
Nilai Pretest .727 .101 .895 7.226 .000
Table 5.Coefficients a

a = angka constant dari unstandardienz coefficient. Pada tabel coefficient diatas nilainya sebesar 39.727. Angka ini mengangdung arti bahwa angka constant yang mempunyai arti bahwa tidak ada nilai pre-test (X) maka nilai constant (Y) adalah sebesar 39.727.

b = angka koeffisien regresi. Pada tabel coefficients diatas nilainya sebesar 0,727. Angka ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% nilai constant (X), maka nilai pre-test (Y) akan meningkat sebesar 0,727.

Dari hasil diatas nilai regresi bernilai plus (+) maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa X berpengaruh positif terhadap Y, sehingga persamaan regresinya adalah Y = 39.727 + 0,727 X.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa pengaruh PBL berbasis hybrid learning terhadap pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika berpengaruh sebesar 72,7% pada peserta didik kelas IV MI Al-Islam Plumpang.

Adapun yang menjadi dasar pengambilan keputusan dalam analisis regresi dengan cara melihat nilai signifikansi (Sig), hasil ouput SPSS diatas adalah :

  1. Jika nilai Sig lebih kecil < dari pada probabilitas 0,05, maka artinya ada pengaruh yang signifikan.
  2. Sebaliknya, jika nilai Sig lebih besar > dari pada probabilitas 0,05, maka artinya tidak ada pengaruh yang signifikan.

Maka berdasarkan output diatas diketahui bahwa nilai signifikansi (Sig) sebesar 0,000 lebih kecil < dari pada probabilitas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa HO ditolak dan HA diterima, yang berarti bahwa ada pengaruh pada problem based learning berbasis hybrid learning (X) terhadap pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika di MI Al-Islam (Y).

Analisis Uji T-test

Berdasarkan nilai pretest dan posttest yang diperoleh, peneliti kemudian melakukan analisis data menggunakan Uji Paired T-test [11]. Peneliti melakukan Uji Paored T-test dengan berbantu aplikasi IBM SPSS Statistic. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan yang signifikan terhadap pemahaman belajar siswa memalui metode pembelajaran problem based learning berbasis hybrid learning terhadap pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika. Hasil yang diperoleh sebagai berikut.

Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Nilai Pretest 65.0000 15 10.85620 2.80306
Nilai Posttest 87.0000 15 8.82367 2.27826
Table 6.Paired Samples Statistics
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Nilai Pretest & Nilai Posttest 15 .895 .000
Table 7.Paired Samples Correlations
Paired Samples Test
Paired Differences T df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Nilai Pretest - Nilai Posttest -22.00000 4.92805 1.27242 -24.72907 -19.27093 -17.290 14 .000
Table 8.Paired Samples Test

Output yang diperoleh dari paired sampel test dapat dilihat melalui table sig (2-tailed) dengan penjelasan sebagai berikut :

  1. Jika nilai probabilitas (kemungkinan) < 0,05 maka metode pembelajaran problem based learning berbasis hybrid learning terhadap pemecahan masalah berpengaruh signifikan pada mata pelajaran matematika.
  2. Jika nilai probabilitas (kemungkinan) > 0,05 maka metode problem based learning berbasis hybrid learning terhadap pemecahan masalah tidak berpengaruh signifikan terhadap pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil table uji paired sampel t-test diatas, menunjukkan bahwa nilai probabilitas sig (-tailed) sebesar 0,000. Sehingga 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa metode problem based learning berbasis hybrid learning terhadap pemecahan masalah berpengaruh signifikan terhadap pemecahan masalah siswa pada mata pelajaran matematika kelas 4 MI Al-Islam.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan judul “Pengaruh PBL (Problem Based Learning) berbasis Hybrid Learning pada Mata Pelajaran Matematika di MI Al-Islam”

  1. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji validasi, uji reliabilitas, dan uji normalitas sehingga dapat ditarik kesimpulan melalui table uji normalitas diatas menunjukkan nilai signifikasi kelompok eksperimen sebesar 0,531. Sehingga 0,531 > 0,05 maka model pembelajaran problem based learning berbasis hybrid learning terhadap pemecahan masalah pada mata pelajaran matematika berpengaruh signifikan terhadap pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran matematika di kelas 4 MI AL-Islam.
  2. Berdasarkan table nilai pretest dan posttest diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan atau peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode problem based learning, tidak semua peserta didik yang mendapatkan atau mencapai nilai yang sangat bagus, akan tetapi terlihat peningkatan yang dapat membuktikan bahwa model problem based learning dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar.

References

  1. . Amir, M. Taufiq. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  2. . Ani, M. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa, 1-10.
  3. . Anggraeni dkk. “Pengaruh Blended Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Suhu Dan Kalor.” Jurnal Pendidikan 4, no. 6 (2019): 758–63.
  4. . Briana, Juli, and Betty M. Turnip. “Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Sma.” INPAFI (Inovasi Pembelajaran Fisika) 4, no. 3 (2016): 87–94.
  5. . Budiana, I. N., Sudana, D.N., & Suwatra, I. I. W. (2013). Pengaruh Model Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Mata Page | 10 Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD. MIMBAR PGSD Undiksha, 1 (1).
  6. . Eny Dwi Lestaringsih, “Pengembangan Model Problem Based Learning Dan Blended Learning Dalam Pembelajaran Pemantapan Kemampuan Profesional Mahasiswa”, Jurnal Lite Vol. 13 No. 2 (September, 2017), h, 110.
  7. . Frikson Jony Purba, „Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Dengan Pemahaman Konsep Awal Terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) SIswa SMA‟, 4.2 (2015).
  8. . Hudojo, Herman. 1988. Strategi Pembelajaran Matematika. Malang: Balai Pustaka.
  9. . Herman, Tatang. “Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama”, Educationist 1. Januari 2007: 49.
  10. . Nurdyansyah, Pandi Rais, Qorirotul Aini. (2017). The Role of Education Technology in Mathematic of Third Grade Students in MI Ma’arif Pademonegoro Sukodono. Madrosatuna: Journal of Islamic Elementary School Vol. 1 (1), November 2017, 37-46 ISSN 2579.
  11. . Tan, Oon-seng. 2003. Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning in 21st Century, thompson Learning.