Abstract

The purpose of this research to describe the learning process of maharah qira'ah based on e-learning for fourth semester students of PBA UMSIDA study program in the era of the covid-19 pandemic. This study uses a qualitative research approach. Data collection techniques used are interviews, observation and documentation. The data analysis technique is data reduction, data display and verification. The results of this study indicate that: planning for e-learning-based maharah qira'ah includes: socialization activities, providing training and guidelines, preparing learning materials, Semester Learning Plans (RPS), and filling in e-learning. The implementation of learning uses the reading method. The learning evaluation includes: assignment, UTS, UAS and individual evaluation. Supporting factors: the use of supporting applications, flexible e-learning characters, UMSIDA wifi facilities, quotas from UMSIDA and the government and the presence of electronic devices. Inhibiting factors: lack of lecturer supervision, less stable internet network, lack of internet quota, lack of interaction between lecturers and students, unclear and detailed explanations, lack of student understanding, limited time and student laziness.

Pendahuluan

Pengajaran bahasa Arab di Indonesia memiliki tujuan untuk memberi peserta didik kemampuan dalam menggunakan bahasa asing secara lancar dan aktif. Cara peserta didik untuk memperoleh kemampuan tersebut adalah dengan menguasai keempat keterampilan dalam berbahasa.[1] Dan bahasa memiliki empat keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Membaca adalah sumber penting bagi siswa untuk belajar bahasa Arab di luar kelas, dan itu adalah keterampilan yang memerlukan berbagai latihan khusus.[2] Maka peserta didik membutuhkan adanya pembelajaran tersendiri mengenai maharah qira’ah. Dikarenakan masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mempelajari, membaca dan memahami literatur-literatur dengan baik.[1] Dengan adanya pembelajaran maharah qira’ah peserta didik diharapkan dapat dengan lancar membaca teks sesuai kaidah nahwu shorof yang benar sekaligus dapat memahami teks dan mengambil makna pemikiran utama dan esensinya dalam sebuah teks.[3]

Pembelajaran maharah qira’ah pada umumnya berlangsung di dalam kelas secara face to face, akan tetapi semenjak pandemi covid-19 muncul, pembelajaran harus dialihkan secara online di rumah.[4] Hal itu disampaikan oleh pemerintah sebagai solusi terkait kegiatan pembelajaran pada era pandemi covid-19.[5] Hingga akhirnya pembelajaran secara online/daring di rumah mulai diterapkan di berbagai lembaga pendidikan termasuk di dalamnya salah satu perguruan tinggi yaitu Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menjadikan media e-learning sebagai media pembelajaran baru yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran maharah qira’ah di era pandemi covid-19 ini dengan melihat fenomena perkembangan teknologi yang semakin pesat, agar pembelajaran online di rumah dapat berjalan dengan baik.

Saat pembelajaran maharah qira’ah di PBA UMSIDA secara daring/online sudah berjalan, terbitlah sebuah kebijakan baru mengenai pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas yang dimulai pada juli 2021 dengan syarat semua tenaga kependidikan telah divaksinasi dan pembatasan jam pertemuan saat melangsungkan pembelajaran serta menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Kebijakan tersebut diambil dikarenakan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi menurun.[6]

Menyikapi kebijakan baru tersebut perguruan tinggi UMSIDA memutuskan untuk melaksanakan kegiatan perkuliahan hybrid learning yang tercantum dalam Surat Edaran IX UMSIDA Nomor 098/II.3.AU/02.00/B/EDR/IX/2021.[7] Yaitu dengan mengkombinasikan strategi penyampaian pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka dan online dengan menggunakan LMS E-Learning UMSIDA dan video conference seperti zoom dan google meet serta berbantu aplikasi lain seperti whatsapp dan youtube untuk menyempurnakan pembelajaran termasuk di dalamnya pembelajaran maharah qira’ah dan mengatasi berbagai permasalahan di dalamnya.[8] Sebagaimana yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Analisis Pembelajaran Maharah Qira’ah Berbasis E-Learning Mahasiswa Prodi PBA UMSIDA di Era Pandemi Covid-19.”

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi ilmiah.[9] Penggunaan pendekatan kualitatif deskriptif bertujuan untuk mengungkapkan situasi sosial dengan mendeskripsikan kenyataan yang berkenaan dengan pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning pada mahasiswa PBA UMSIDA di era pandemi covid-19 secara benar, dibentuk oleh kata-kata yang terwujud dalam suatu tulisan yang bersifat naratif. Pelaksanaan penelitian ini dilangsungkan di semester IV Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Penelitian ini berfokus pada penerapan media pembelajaran e-learning pada pembelajaran maharah qira’ah di era pandemi covid-19 yang mengacu pada rumusan masalah diantaranya berkenaan dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning. Subjek dalam penelitian ini adalah dosen pengampu mata kuliah maharah qira’ah, mahasiswa PBA UMSIDA semester IV yang tengah mengambil mata kuliah maharah qira’ah li at-takmili, wakil dekan FAI UMSIDA dan kaprodi PBA UMSIDA. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis datanya adalah reduksi data, data display dan verifikasi.

Hasil dan Pembahasan

Analisis Pembelajaran Maharah Qira’ah Berbasis E-Learning Mahasiswa Semester IV Prodi PBA UMSIDA di Era Pandemi Covid-19

P erencanaan P embelajaran M aharah Q ira’ah B erbasis E-Learning Mahasiswa PBA UMSIDA di Era Pandemi C ovid-19

Pembelajaran maharah qira’ah di era pandemi covid-19 membutuhkan alternatif media pembelajaran yang baru untuk menyesuaikan perubahan keadaan yang terjadi. Oleh karena itu, alternatif media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai terobosan baru dan solusi agar pembelajaran maharah qira’ah di PBA UMSIDA tetap terjaga kualitasnya pada saat pandemi adalah dengan menggunakan media e-learning. Dengan penerapan media pembelajaran baru tentunya untuk memulai pembelajaran berbasis e-learning tersebut diperlukan perencanaan yang terstruktur agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan banyak masalah bahkan kendala ketika di tengah proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan tentunya akan berbeda dengan perencanaan pembelajaran pada umumnya dikarenakan penggunaan media baru seperti e-learning, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hanum bahwa pada dasarnya perencanaan pembelajaran adalah suatu gambaran mengenai beberapa tindakan dan aktivitas yang dilakukan ketika berlangsungnya proses pembelajaran. maka dari itu, aplikasi perencanaan pembelajaran berbasis e-learning meliputi rencana, perkiraan dan gambaran umum kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan komputer, baik intranet maupun internet. Tujuan, materi atau bahan ajar, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi menjadi komponen utama dalam lingkup perencanaan pembelajaran.[10] Maka, sebelum menerapkan pembelajaran e-learning di PBA UMSIDA, UMSIDA terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada para dosen dan mahasiswa terkait media e-learning yang akan digunakan sebagai bentuk alternatif pembelajaran saat pandemi, yaitu dengan memberikan beberapa kali pelatihan maupun pedoman penggunaan media e-learning tersebut. Supaya ketika e-learning sudah diterapkan, para dosen dan mahasiswa sudah siap dan dapat mengaplikasikannya secara maksimal.

Selain perencanaan yang telah dilakukan oleh pihak kampus, setiap dosen yang mengajar juga berkewajiban untuk melakukan perencanaan pada mata kuliah yang akan diajarkannya dengan menggunakan media e-learning. Perencanaan tersebut dilakukan agar capaian pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Sebelum melaksanakan pembelajaran, dosen pengampu mata kuliah maharah qira’ah terlebih dahulu merencanakan apa-apa saja yang dibutuhkan saat akan melangsungkan proses pembelajaran. Perencanaan pertama yang dilakukan oleh dosen adalah dengan mempersiapkan bahan materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada mahasiswanya. Dosen mata kuliah maharah qira’ah ini menggunakan buku silsilah ta’lim al-lughah al-arabiyyah li mustawa robi’. Beliau terlebih dahulu membagi materi dengan hanya memilih beberapa judul saja, untuk 14 kali pertemuan dalam perkuliahan satu semester karena melihat bentuk nashnya/teksnya yang panjang.

Mata kuliah maharah qira’ah memiliki capaian pembelajaran yang diharapkan oleh dosen dapat dicapai oleh mahasiswanya yaitu mahasiswa dapat membaca dengan baik dan juga benar yang sesuai dengan kaidah nahwu sharaf, bukan hanya itu, mahasiswa juga diharapkan dapat memahami apa yang telah mereka baca. Berdasarkan capaian pembelajaran yang akan dicapai tersebut, maka dosen juga menyiapkan mufrodat yang dicantumkan di ppt, merekam suaranya saat membaca nash/teks dan al-bayan yaitu penjelasan terkait isi bacaan, serta menyiapkan tugas yang akan dijadikan sebagai tolak ukur pemahaman mereka.

Dosen juga harus menyiapkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) di samping dosen menyiapkan materi pembelajaran terkait mata kuliah maharah qira’ah. RPS tersebut mencantumkan beberapa hal penting seperti deskripsi mata kuliah, referensi, kemampuan atau capaian pembelajaran yang diinginkan di setiap pertemuannya dan indikatornya. Setelah bahan materi pembelajaran dan RPS telah selesai dipersiapkan oleh dosen, maka langkah selanjutnya untuk menuntaskan perencanaan pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning adalah dosen melakukan pengisian pada e-learning. Agar bahan materi pembelajaran dapat diakses oleh mahasiswa di e-learning, dosen harus bisa mengedit bahan materi yang akan diupload di e-learning dengan memanfaatkan menu-menu yang terdapat di e-learning.

P e laksana an P embelajaran M aharah Q ira’ah B erbasis E-Learning Mahasiswa PBA UMSIDA di Era Pandemi C ovid-19

Berdasarkan Surat Edaran UMSIDA Nomor 1015/II.3.AU/02.00/B/EDR/III/2022, pelaksanaan perkuliahan pada semester genap tahun akademik 2021/2022 di UMSIDA berlangsung secara tatap muka dan secara daring. Perkuliahan secara daring berbasis e-learning dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, termasuk di dalamnya pelaksanaan pembelajaran sebelum UTS dan UAS serta pada saat UTS dan UAS kemudian selebihnya dilakukan secara tatap muka. Ustadzah memerintahkan mahasiswa untuk mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang sudah diupload di e-learning dengan runut.

Mahasiswa yang akan mengikuti langkah-langkah pembelajaran tersebut harus mengakses kelas maharah qira’ah yang ada di e-learning terlebih dahulu dengan cara memasukkan NIM, password dan kode enroll kelas maharah qira’ah. Setelah mahasiswa dapat mengakses kelas e-learning maharah qira’ah, maka mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan runut. Adapun langkah-langkah pembelajaran maharah qira’ah di e-learning adalah dimulai dari kegiatan pendahuluan dengan muqaddimah melalui live suara yang kemudian diupload pada tampilan e-learning.

Kemudian pada kegiatan inti pemberian mufrodat yang telah dicantumkan di ppt. Setelah itu, ustadzah membaca bacaan dan memberikan penjelasan dengan menggunakan live suara. Untuk sesi tanya jawab dilangsungkan melalui media whatsapp. Dilanjutkan ke kegiatan penutup yaitu pemberian tugas kepada mahasiswa untuk kemudian dikumpulkan di e-learning dan salam. E-learning hanya berisi penyampaian dosen mengenai materi pembelajaran kepada mahasiswa, sehingga dalam prakteknya e-learning hanya diakses oleh mahasiswa ketika mereka ingin mengulas materi pelajaran dan saat akan mengerjakan tugas.

Status e-learning mengalami perubahan, pada awal pandemi e-learning dijadikan sebagai faktor utama dalam pembelajaran, berbeda dengan sekarang yang hanya dijadikan sebagai faktor pendukung saja. Perubahan tersebut terjadi karena maharah qira’ah yang termasuk 4 maharah di dalam pembelajaran bahasa Arab itu memerlukan pendampingan dan pengawasan, karena bahasa Arab merupakan bahasa asing yang harus melalui pendampingan dan membutuhkan praktek langsung. Sehingga apabila dalam pembelajaran tersebut para mahasiswa dilepas dari pengawasan dosen, maka akan mengakibatkan pembelajarannya menjadi susah dan kurang maksimal. Dalam mengatasi hal tersebut dosen maharah qira’ah menggunakan pendukung lain untuk menunjang pembelajaran maharah qira’ah seperti google meet dan whatsapp. Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet adalah untuk meningkatkan lingkungan belajar dengan konten yang kaya dengan cakupan yang luas.[10]

Pembelajaran maharah qira’ah secara daring berbasis e-learning dengan menggunakan aplikasi pendukung berupa google meet diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu muqaddimah, kemudian membaca al-qur’an secara bersama (dosen dan mahasiswa) dengan jahr. Ustadzah melakukan presentasi dengan menggunakan media pembelajaran ppt dengan menekan tombol screen sharing pada tampilan google meet.

Kegiatan inti pembelajaran dimulai ustadzah dengan membaca bacaan yang sekaligus menjelaskan mufrodat. Ustadzah menggunakan metode membaca dalam pembelajaran maharah qira’ah. Basis kegiatan pembelajarannya adalah memahami isi bacaan, didahului oleh pengenalan kosakata pokok dan maknanya, kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru. Langkah-langkah penggunaan metode qira’ah adalah guru memulai pembelajaran dengan memberikan kata-kata atau ungkapan yang sulit, kemudian pelajar diminta untuk membaca dalam hati teks bacaan, selanjutnya mendiskusikan isi bacaan dengan bimbingan guru, tanya jawab mengenai kosakata yang belum dipahami, dan pemberian tugas. Dalam metode qira’ah terdapat 2 jenis yaitu metode qira’ah mukatsafah dan muwassa’ah. Dan yang digunakan oleh ustadzah adalah metode qira’ah mukatsafah diantaranya qira’ah jahriyah yang lebih dianjurkan oleh ustadzah untuk digunakan dalam pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning ini.

Ustadzah menjelaskan makna atau isi yang terdapat pada bacaan dengan terjemah perkata dan secara global. Kemudian memulai sesi tanya jawab dan dilanjutkan ke kegiatan penutup dengan pemberian kesimpulan dan tugas kepada mahasiswa. Pembelajaran tersebut berlangsung selama 1 jam dari pukul 09:30 sampai 10:30 dengan durasi yang lebih singkat dan terbatas dibandingkan pembelajaran offline.

Evaluasi P embelajaran M aharah Q ira’ah B erbasis E-Learning Mahasiswa PBA UMSIDA di Era Pandemi C ovid-19

Evaluasi pelaksanaan pembelajaran e-learning dapat dilihat dari segi peningkatan pengetahuan dan keterampilan, lingkungan belajar, dan pengaruhnya. Evaluasi pelaksanaan e-learning merupakan proses menganalisis kualitas proses pembelajaran berbasis e-learning dan sejauh mana ketercapaian dari proses e-learning tersebut untuk dapat dirasakan para pebelajar.[10] Evaluasi pembelajaran sangatlah diperlukan untuk mengetahui apakah capaian pembelajaran itu telah tercapai. Dalam pembelajaran maharah qira’ah capaian pembelajaran yang diinginkan adalah para mahasiswa mampu untuk membaca dengan baik dan benar yang tentunya sesuai dengan kaidah nahwu dan sharaf, kemudian mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu untuk membaca tetapi juga dapat memahami apa yang mereka baca. Untuk itu diperlukan tahapan evaluasi pada pembelajaran maharah qira’ah agar dosen pengampu mata kuliah tersebut dapat mengukur kemampuan mahasiswa dan ketercapaian pembelajaran yang diinginkan.

Evaluasi pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning tentunya akan berbeda dengan evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara offline dari segi pelaksanaannya. Ustadzah melakukan evaluasi pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning dengan memberikan tugas kepada para mahasiswa di akhir pertemuan pembelajaran secara online. Tugas tersebut berbentuk soal-soal yang diberikan untuk mengetahui capaian pembelajaran maharah qira’ah. Tugas berupa soal-soal yang diberikan diambil dari latihan soal yang ada di kitab silsilah ta’lim al-lughah al-‘arabiyyah. Lalu mereka diperintahkan untuk mengumpulkan tugas tersebut dengan menguploadnya ke e-learning dalam bentuk file pdf. Ketika ustadzah memberikan tugas kepada mahasiswa, beliau memberikan waktu selama satu minggu kepada mahasiswa untuk penyelesaian tugas tersebut.

Kemudian selain melakukan evaluasi pembelajaran maharah qira’ah melalui pemberian tugas kepada mahasiswa, ustadzah juga melaksanakan evaluasi pembelajaran tersebut pada saat kegiatan UTS dan UAS berlangsung. Untuk pelaksanaan evaluasi tersebut, ustadzah memakai imtihan tahriri yaitu dengan menyuruh mahasiswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memiliki kaitan dengan judul yang sudah dipelajari. Kemudian untuk pengumpulan tugas UTS/UAS dikumpulkan melalui e-learning jika berupa file pdf dan dapat melalui bantuan aplikasi lain untuk mengirimkan jawaban yang berupa video karena besarnya kapasitas. Dalam pelaksanaan UTS maharah qira’ah ini, ustadzah memberikan durasi waktu kepada mahasiswa untuk menjawab soal-soal ujian sesuai dengan jadwal kuliah maharah qira’ah biasanya yaitu dari pukul 09:30 sampai dengan pukul 11:10. Para mahasiswa diminta oleh ustadzah untuk menggunakan waktu tersebut sebaik-baiknya agar tidak melampaui batas waktu pengerjaan atau deadlinenya.

Untuk penilaian secara keseluruhan pada mata kuliah maharah qira’ah, terdapat beberapa aspek penilaian yang akan dinilai oleh ustadzah, kemudian dari semua aspek tersebut ustadzah akan mengakumulasikan nilai yang akan diperoleh mahasiswa. Terdapat 5 aspek penilaian pada pembelajaran maharah qira’ah terhadap mahasiswa diantaranya adalah penilaian kehadiran atau presensi, keaktifan, presentasi, UTS dan UAS. Pada pembelajaran maharah qira’ah mahasiswa tidak melakukan presentasi terkait materi pembelajaran, hal tersebut ditiadakan dan digantikan dengan evaluasi individu melalui bacaan dan pemahaman mereka di setiap pertemuan untuk kemudian disimpulkan dan dijadikan nilai pada aspek penilaian presentasi. Maka dari itu, ustadzah akan menilai mereka saat membaca bacaan dan memahami isi bacaan yang dipelajari pada pembelajaran maharah qira’ah setiap pertemuan apakah itu sudah baik dan benar ataukah belum. Dan penilaian tersebut bukan bersifat subjektif, akan tetapi bersifat objektif secara langsung dari pendapat dan penglihatan pribadi dosen pengampu mata kuliah maharah qira’ah. Semua aspek penilaian tersebut diakumulasikan menjadi satu dan menjadi nilai akhir mahasiswa pada mata kuliah maharah qira’ah.

Faktor Pendukung dan Penghambat P embelajaran M aharah Q ira’ah B erbasis E-Learning Mahasiswa PBA UMSIDA di Era Pandemi C ovid-19

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran di era pandemi, pasti dosen dan para mahasiswa dapat menjumpai beberapa faktor yang mendukung proses pembelajaran atau bahkan faktor yang menjadi penghambatnya, terutama pada saat pelaksanaan pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning. Adapun faktor pendukung dalam pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning mahasiswa PBA UMSIDA di era pandemi covid-19 adalah penggunaan aplikasi pendukung yang dapat mendukung dan membantu pelaksanaan pembelajaran agar dapat berjalan secara maksimal dan di bawah pengawasan. Aplikasi pendukung yang digunakan seperti google meet dan whatsapp. Kemudian karakter e-learning yang bersifat fleksibel. Sehingga e-learning dapat diakses di setiap waktu kapanpun sesuai dengan keinginan tanpa ada batasan waktu. Fasilitas wifi UMSIDA yang disediakan oleh kampus, sehingga jaringan internet tetap stabil. Kemudian kuota dari UMSIDA dan pemerintah yang dapat meringankan beban dalam memenuhi kebutuhan penting untuk dapat mengikuti proses pembelajaran. Adanya perangkat elektronik seperti HP dan laptop. Seperti yang dikemukakan oleh Purwanto bahwa pembelajaran berbasis e-learning bisa terlaksana dengan baik karena ada beberapa faktor pendukung antara lain yaitu handphone, pulsa, kuota, serta jaringan internet yang stabil.[11]

Adapun faktor penghambat pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning mahasiswa PBA UMSIDA di era pandemi covid-19 adalah kurangnya pengawasan dosen saat pembelajaran karena dosen tidak bisa mengawasi secara langsung keberlangsungan pembelajaran. Jaringan internet yang kurang stabil dikarenakan oleh kondisi cuaca yang buruk atau keberadaannya di tempat yang jauh dari jangkauan akses internet. Kemudian kurangnya kuota internet, kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa karena interaksi yang terbatas secara virtual. Penjelasan kurang jelas dan detail dikarenakan durasi waktu yang cukup singkat. Kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran. Keterbatasan waktu dan rasa malas mahasiswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Latifah bahwa kuota internet, akses jaringan internet, fasilitas atau sarana prasarana, waktu dan skill menggunakan media pembelajaran menjadi hambatan paling besar dalam menggunakan media pembelajaran berbasis e-learning.[12]

Simpulan

Berdasarkan paparan dan pembahasan hasil penelitian, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa perencanaan pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning meliputi: sosialisasi kepada para dosen dan mahasiswa, pemberian pelatihan dan pedoman penggunaan media e-learning, mempersiapkan bahan materi pembelajaran, Rencana Pembelajaran Semester (RPS), dan pengisian pada e-learning. Adapun pelaksanaan pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning menggunakan metode membaca yang terfokus pada metode membaca keras. Dengan melakukan tahapan pemberian mufrodat, pembacaan nash, penjelasan isi bacaan, tanya jawab, dan pemberian tugas di e-learning. Evaluasi pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning meliputi: pemberian tugas kepada para mahasiswa, kegiatan UTS dan UAS dan evaluasi individu melalui bacaan dan pemahaman mahasiswa di setiap pertemuan. Adapun faktor pendukung dan penghambat dalam pembelajaran maharah qira’ah berbasis e-learning. Faktor pendukung meliputi: penggunaan aplikasi pendukung, seperti google meet dan whatsapp, karakter e-learning yang bersifat fleksibel, fasilitas wifi UMSIDA, kuota dari UMSIDA dan pemerintah dan adanya perangkat elektronik yang dimiliki dosen dan mahasiswa, seperti HP dan laptop. Faktor penghambat meliputi: kurangnya pengawasan dosen saat pembelajaran, jaringan internet yang kurang stabil, kurangnya kuota internet, kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa, penjelasan kurang jelas dan detail, kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran, keterbatasan waktu dan rasa malas mahasiswa.

References

  1. B. Musyafak, “Pembelajaran Maharah Al-Qiroah Dengan Sistem Sorogan Di Pondok Pesantren Al-Fithroh Jejeran Wonokromo Pleret Bantul,” Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia, 2015. Diperoleh dari https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/19063/. [Diakses: 7 November 2021].
  2. A. I. Al-Fauzan, Idhaa’at Li mu’allimi Al-Lughah Al-‘Arabiyyah Li ghairi An-Nathiqiina Bihaaa. Al-‘Arabiyyah Lil Jami’, 2018.
  3. A. Akmalia dan N.D. Cahyani, “Strategi Pembelajaran Jigsaw Dalam Pembelajaran Maharah Qira’ah,” in Prosiding Konferensi Nasional Bahasa Arab VII, Universitas Negeri Malang, Malang, 2021.pp.433. http://prosiding.arab-um.com/index.php/konasbara/article/view/998. [Diakses: 25 Oktober. 2021].
  4. I. M. Khoiriyah, “Analisis Pembelajaran Online Di Masa Pandemi Pada Mata Pelajaran Qur’an Hadits Kelas IV Di MIN Bandar Lampung,” Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Lampung, Indonesia, 2021. Diperoleh dari http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/15088. [Diakses: 19 Oktober 2021].
  5. N. A. Chaerunnisa, “Problematika Pembelajaran Daring Dalam Pemahaman Berhitung Di Masa Pandemi Kelas 2 SD Negeri 1 Pabuwaran,” Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, Purwokerto, Indonesia, 2021. Diperoleh dari http://repository.iainpurwokerto.ac.id/id/eprint/10692. Diakses: 19 Oktober 2021.
  6. M. K. L. O. Onde, H. Aswat, E. R Sari dan N. Meliza, “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (TMT) Di Masa New Normal Terhadap Hasil Belajar Matematika Di Sekolah Dasar Mitra”. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, vol.3, no.6, pp. 4401–4402, 2021. [Online]. doi: https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1449. [Diakses 19 Oktober 2021].
  7. Surat Edaran IX UMSIDA Nomor 098/II.3.AU/02.00/B/EDR/IX/2021.
  8. H. C. Wahyuni, dkk, Buku Panduan Hybrid Learning. Sidoarjo: Direktorat Akademik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2021.
  9. D. Satori dan A. Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Cet. 8). Bandung: Alfabeta, 2020.
  10. N. S. Hanum, "Keefektifan E-Learning sebagai Media Pembelajaran (Studi Evaluasi Model Pembelajaran E-Learning SMK Telkom Sandhy Putra Puwokerto)". Jurnal Pendidikan Vokasi, vol.3, no.1, pp. 95, 2013. doi: https://doi.org/10.21831/jpv.v3i1.1584. [Diakses 16 Juni 2022].
  11. A. Purwanto, dkk, "Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 tehadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar". EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, vol.2, no.1, pp. 9, 2020. https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/397/223. [Diakses 17 Juni 2022].
  12. S. Latifah dan N. Azrina, "Analisis Media Pembelajaran Berbasis E-Learning di Masa Pandemi Covid-19 pada Guru SD/MI di Jember". AKSELERASI: Jurnal Pendidikan Guru MI, vol.1, no.2, pp. 91, 2020. doi: https://doi.org/10.35719/akselerasi.v1i2.76. [Diakses 17 Juni 2022].